LAPORAN
BIOLOGI
ACARA
4
SISTEM
RESPIRASI
NAMA : ALFIAH ISLAMIAH
NIM : 120210101019
KELAS : BIOLOGI DASAR B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
TAHUN AJARAN 2012/2013
I.
JUDUL : Sistem Respirasi
II.
TUJUAN :
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
kapasitas vital paru-paru pada manusia.
III.
DASAR TEORI:
A.
Pengertian
respirasi
Respirasi
merupakan proses pengambilan
oksigen, pengeluaran karbondioksida serta penggunaan energi di dalam tubuh
manusia. Oksidasi yang berlangsung di dalam tubuh manusia lazimnya disebut
oksidasi biologis.(Hadisumarto et al. 1986: 30)
Proses
oksidasi
biologi ini
untuk menghasilkan energi berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut
menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang kemudian
dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP
yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan. (Anonim. 2010)
Sistem
respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme
khususnya produksi atau perubahan dari energi kimia yang terikat dalam matewri
organik menjadi energi siap pakai (ATP) dalam sel. (Waluyo et al. 2010: 13)
Berdasarkan tempat terjadinya
pertukaran gas O2 dan CO2, Respirasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
·
Respirasi external
Respirasi
external mengacu pada semua proses yang terlibat pada pertukaran O2
dan CO2 antara sel-sel tubuh dengan lingkungan luar. Pernafasan
external meliputi:
1. Tahap
vertilisasi yaitu pertukaran antara medium (lingkungan)eksternal dengan
organ-organ pernafasan.
2. Tahap
pertukaran yaitu pertukaran O2 dan CO2 antara organ-udara
pernafasan dengan darah dalam kapiler organ pernafasan.
3. Tahap
pengangkutan O2 dari kapiler organ pernafasan ke sel-sel tubuh dan
pengangkutan CO2 dari sel-sel tubuh ke organ pernafasan.
4. Tahap
pertukaran O2 dan CO2 antara darah dalam kapiler
sistematik dengan sel-sel tubuh.
·
Respirasi internal
Respirasi
internal disebut juga sebagai respirasi seluler, mengacu pada proses metabolism
intraseluler yang terjadi dalam sitoplasma dan mitokondria dengan melibatkan
penggunaan O2 untuk menghasilkan energy dari molekul-molekul zat
makanan dengan hasil samping CO2. Secara keseluruhan reaksi
respirasi internal sebagai berikut:
C6H12O6
+ 6CO2 6CO2
+ 6H2O + 38 ATP
Pernafasan
internal dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. Glikolisis
2. Oksidasi
asam piruvat
3. Daur
asam sitrat
4. System
transfer electron
(Soewolo.
2000: 202)
B.
Alat-alat
respirasi pada manusia
1.
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum
nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar
minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput
lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.Di sebelah
belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang
disebut choanae.
2.
Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan
dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang
faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara
yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan,
faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.
3.
Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan
tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam
rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk ke saluran pernapasan.
4.
Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang
rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah
satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung
bagian pangkal laring. Laring
diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang
cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara.
5.
Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus
bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer)
bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus
sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil
masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung
kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah oksigen dan
udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan
bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
6.
Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister)
yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru
disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik,
dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga
bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk
kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus
alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus. (Muchtaromah.
2010)
C.
Mekanisme
pernafasan
Pada saat bernafas terjadi kegiatan
inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah
pemasukan gas O2 dan udara atmosfer ke dalam paru-paru, sedangkan
ekspirasi adalah peneluaran gas CO2 dan uap air dari paru-paru ke
luar tubuh. (Waluyo. 2010: 239)
Pernafasan manusia
dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Pernapasan dada
·
Inspirasi : Bila otot antar tulang
rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat, volume rongga dada akan
membesar sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada
tekanan udara luar, sehingga udara masuk ke paru-paru.
·
Ekspirasi : Bila otot antar tulang
rusuk relaksasi, maka posisi tulang rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga
dada akan mengecil sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong
ke luar dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
·
Inspirasi : Bila otot diafragma
berkontraksi, maka posisi diafragma akan mendatar, akibatnya volume rongga dada
bertambah besar, tekanan mengecil, sehingga udara masuk ke paru-paru
·
Ekspirasi : Bila otot diafragma
relaksasi, maka posisi diafragma naik/melengkung, sehingga rongga dada
mengecil, tekanan membesar, akibatnya udara terdorong keluar.
Ekspirasi bukan saja
akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi, tetapi juga
karena kontraksi otot dinding perut.
Mekanisme Pertukaran O2 dan CO2
Saat kita menghirup
udara, O2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru, lalu diikat dan
diangkut oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang
masuk ke dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan yang
2-3 % lagi akan larut dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang terikat
dalam Hb dikenal dengan oksihemoglobin (HbO2). Persamaan reaksi oksigen dengan hemoglobin
adalah sebagai berikut:
Hb + O2 HbO2
(pengikatan oksigen oleh darah di
alveolus paru-paru)
HbO2 Hb + O2
(pelepasan oksigen oleh darah,
selanjutnya oksigen diambil oleh sel-sel tubuh)
Perpindahan oksigen
dari atmosfer ke alveolus paru-paru, lalu ke darah, dan selanjutnya ke dalam
jaringan tubuh dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen.
Tekanan udara adalah satu atmosfer atau 760 mmHg, sedangkan tekanan parsial
oksigennya adalah 150 mmHg. Tekanan parsial oksigen pada kapiler darah adalah
100 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0
sampai 40 mmHg. Keadaan inilah yang memungkinkan oksigen berdifusi dari luar ke
darah lalu ke jaringan.
Hal yang
berkebalikan terjadi pada perpindahan CO2. Tekanan parsial CO2
yang tertinggi adalah jaringan tubuh. Berturut-turut semakin rendah pada
darah dan di luar tubuh. Dengan cara yang sama CO2 dapat berpindah
secara difusi dari jaringan hingga keluar tubuh.
Proses pengangkutan CO2
Proses oksidasi
biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti CO2
dan H2O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh. CO2
yang dihasilkan oleh jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah
untuk beredar bersama darah. Di dalam darah CO2 akan diangkut ke
paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Diangkut dalam bentuk HCO-3
(bikarbonat) oleh plasma darah
(60%-70%)
CO2
bereaksi dengan H2O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase
menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H2CO3).
H2CO3 lalu terurai menjadi ion H+ dan HCO-3
(bikarbonat). Karena ion H+ dapat menyebabkan
perubahan pH (keasaman), oleh sebab itu segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam
hemoglobin). Sedangkan ion HCO-3 akan segera meninggalkan
eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO-3 di
dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut dengan pertukaran
klorida.
Di dalam paru-paru
reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO-3 yang telarut
dalam plasma darah akan bergabung kembali dengan H+ yang semula
diikat Hb membentuk H2CO3 kembali, juga dengan bantuan
karbonat anhidrase. H2CO3 lalu terurai kembali menjadi CO2
dan H2O, kemudian akan dikeluarkan dari dalam paru-paru. Sementara
itu Hb yang telah melepaskan H+ akan mengikat kembali O2
di alveolus.
b. CO2 akan diikat
oleh Hb membentuk karbominohemoglobin (25%)
CO2 + Hb —–> HbCO2
c. CO2 diangkut oleh
plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat H2CO3 (6% – 10%)
(Anonim. 2010)
D.
Volume
udara pernafasan
1. Volume Tidal (VT)
: Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat aktivitas pernapasan
biasa (500 cc).
2. Volume Komplementer (VK)
: Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal ke dalam paru-paru setelah
inspirasi biasa (1500 cc)
3. Volume Suplementer (VS)
: Volume udara yang masih dapat dihembuskan secara maksimal dari dalam
paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa (1500 cc)
4. Volume Residu (VR)
: Volume udara yang selalu tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV)
: Volume udara yang dapat dihembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan
inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS). (Anonim. 2010)
E. Frekuensi pernafasan
Gerakan pernafasan diatur oleh pusat pengendali di
otak, sedangkan aktifitas saraf pernafasan diransang oleh stimulus dari
karbondioksida (CO2). Pada umumnya manusia mampu bernafas 15-18 kali
tiap menitnya. Cepat atau lambatnya bernafas dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu:
1. Factor
Umur
semakin bertambah umur seseorang,maka semakin rendah
frekuensi pernapasannya.
2. Jenis
kelamin
Laki-laki umumnya bernafas lebih pelan daripada
perempuan ini dikarenakan volume paru-paru laki-laki lebih besar daripada
perempuan, itu karena pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak daripada
perempuan.
3. Suhu
tubuh
Hal ini berhubungan dengan proses metabolism tubuh,
semakin tinggi suhu tubuhnya semakin
tinggi pula frekuensi pernapasannya
4. Posisi
tubuh
Pada saat berdiri frekuensi pernafasan lebih besar,
karena energy yang digunakan tubuh untuk menopang tubuh lebih banyak. Pada
posisi duduk, frekuensi pernafasan lebih menurun, karena energy yang digunakan
untuk menyangga tubuh merata oleh tubuh.
5. Kegiatan
tubuh
Orang yang banyak
melakukan kegiatan frekuensi pernafasannya akan meningkat karena kan lebih banyak
memerlukan energy dibandingkan dengan orang yang melekukan sedikit gerakan
jelas frekuensi pernafasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan
energy. (Waluyo. 2010: 242)
IV.
V.
HASIL PENGAMATAN:
Kel.
|
P/L
|
Umur (tahun)
|
Tinggi (cm)
|
Berat (kg)
|
Lingkar dada (cm)
|
Kapasitas vital
|
|
Diam
|
Lari
|
||||||
1.
|
L
|
19
|
167
|
55
|
86
|
3500
|
3625
|
2.
|
P
|
18
|
157,5
|
45,5
|
79
|
2500
|
2750
|
3.
|
L
|
19
|
164
|
65
|
87
|
3500
|
3750
|
4.
|
L
|
19
|
167
|
55
|
86
|
3750
|
3875
|
5.
|
L
|
19
|
171
|
57
|
84
|
3750
|
4000
|
6.
|
L
|
19
|
157,5
|
40
|
75
|
3000
|
3250
|
VI.
PEMBAHASAN :
Respirasi merupakan serangkaian langkah
proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap
air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa
ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa
karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan
respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh
aktivitas kehidupan. Dalam
proses respirasi ini, ada bermacam-macam volume udara yang keluar masuk di
dalam tubuh manusia diantaranya volume udara yang keluar masuk
paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut volume tidal. Volume udara tidal pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. Ketika menarik napas dalam-dalam
maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Volume udara ini dinamakan volume komplementer (volume cadangan inspirasi atau inspiratory
reserve volume). Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara
yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Volume udara ini dinamakan volume suplementer
(volume cadangan ekspirasi atau ekspiratory reserve volume). Kombinasi dari Volume tidal, volume komplementer dan volume suplementer
merupakan kapasitas vital paru-paru yang besar volumenya kira-kira 3500ml.
Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara
dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Volume udara sisa ini dinamakan volume residu. Jadi, Kapasitas
paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita dan
5500 ml/pria.
Hasil
percobaan probandus menunjukkan bahwa kapasitas vital setelah berlari-lari lebih besar dibandingkan dengan
kapasitas vital sebelum berlari-lari. Hal itu dikarenakan setelah berlari nafas
menjadi tidak teratur karena membutuhkan lebih banyak oksigen sehingga udara
oksigen yang dihirup akan semakin banyak. Begitu pula udara oksigen yang
dihembuskan juga akan banyak sehingga kapasitas vital setelah berlari menjadi
lebih besar.
Tinggi dan berat badan probandus juga menjadi faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya kapasitas vital paru-paru. Dari tinggi dan berat
badan seseorang, dapat diketahui keidealan seseorang dengan menggunakan rumus
Body Mass Index, yaitu:
Keterangan:
BB = berat badan
TB = tinggi badan
Apabila diperoleh:
18-24 = ideal
<18 = kurus
>25 = gemuk
>28 = obesitas
>30 =
overweight
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan dapat
diketahui bahwa probandus dari kelompok 1, 2, 4, dan 5 berada dalam rentang
18-24 sehingga dapat dikatakan memiliki tubuh yang ideal.
Sedangkan untuk probandus dari kelompok 3 hampir melewati
batas ideal yaitu nilai keidealannya sebesar 24,16. Untuk probandus kelompok
terakhir ini yang masuk dalam kategori kurus.
Keidealan
ini dapat mempengaruhi kapasitas vital seseorang. Seperti yang terjadi pada
probandus kelompok terakhir, nilai kapasitas vitalnya terendah diantara
probandus-probandus yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini terjadi karena
semakin kecil keidealan seseorang maka proses metabolismenya lambat dan
kebutuhan oksigennya juga semakin sedikit jadi kapasitas vitalnya juga sedikit.
Sebaliknya jika semakin tinggi keidealan seseorang, proses metabolismenya
berlangsung cepat sehingga membutuhkan oksigen dalam jumlah banyak maka jumlah
kapasitas vitalnya juga semakin tinggi.
Faktor selanjutnya yaitu jenis
kelamin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kapasitas vital probandus yang
berjenis kelamin perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan probandus berjenis
kelamin laki-laki. Laki-laki pada umumnya bernafas lebih pelan daripada perempuan
karena volume paru-paru laki-laki lebih besar daripada volume paru-paru
perempuan. Selain itu lebih banyak laki-laki yang melakukan aktivitas berat
daripada perempuan sehingga kebutuhan energinyapun juga besar. Akibatnya
kebutuhan akan oksigen juga akan banyak artinya jumlah kapasitas vitalnya juga
akan tinggi.
Faktor
umur juga mempengaruhi besarnya kapasitas vital probandus. Semakin bertambahnya
umur seseorang maka frekuensi pernafasannya semakin lambat, sehingga kapasitas vitalnya
dapat dikatakan lebih rendah jika dibandingkan dengan remaja. Hal ini berkaitan
dengan berkurangnya kebutuhan energi yang juga akan mengurangi kecepatan
metabolisme tubuh sehingga oksigen yang dibutuhkan juga akan berkurang. Dalam
praktikum ini, semua probandus merupakan golongan remaja sehingga kapasitas
vitalnya tergolong tinggi. Kapasitas vital terendah dimiliki oleh probandus
kelompok 2 yang berusia 18 tahun atau paling muda diantara probandus yang lain.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor lain yaitu jenis kelamin. Probandus kelompok 2
ini merupakan satu-satunya probandus yang berjenis kelamin perempuan. Lingkar dada juga dapat mempengaruhi
kapasitas udara yang masuk. Semakin besar lingkar dada otomatis rongga dada
juga besar dan oksigen yang masuk semakin banyak. Sebaliknya, jika lingkar dada
kecil maka oksigen yang dihirup akan semakin sedikit. Probandus yang memiliki
lingkar dada paling kecil adalah probandus dari kelompok 6. Namun besar
kapasitas vitalnya bukan terkecil diantara probandus yang lain tetapi terkecil
jika dibandingkan dengan probandus yang berjenis kelamin laki-laki. Kapasitas
vital terkecil dimiliki oleh probandus dari kelompok 2 yang berjenis kelamin
perempuan. Artinya faktor-faktor yang dijelaskan di atas saling mempengaruhi besarnya
kapasitas vital paru-paru.
VII.
KESIMPULAN :
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yang
berjudul “Sistem Respirasi” ini sebagai berikut:
Respirasi merupakan serangkaian langkah
proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap
air. Udara dalam pernafasan
dapat digolongkan menjadi:
1. Volume Tidal (VT)
: Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat aktivitas pernapasan
biasa (500 cc).
2. Volume Komplementer (VK)
: Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal ke dalam paru-paru setelah
inspirasi biasa (1500 cc)
3. Volume Suplementer (VS)
: Volume udara yang masih dapat dihembuskan secara maksimal dari dalam
paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa (1500 cc)
4. Volume Residu (VR)
: Volume udara yang selalu tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV)
: Volume udara yang dapat dihembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan
inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS)
6. Kapasitasi Total (KT)
: Volume total udara yang dapat tertampung di dalam paru-paru (KT = KV + VR)
Faktor yang mempengaruhi besarnya kapasitas vital seseorang sebagai berikut:
1. Umur,
umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya.
2. Jenis
kelamin, kapasitas vital
laki-laki lebih besar daripada perempuan.
3. Keidealan (tinggi dan berat badan seseorang), semakin
tinggi keidealan seseorang maka oksigen yang diperlukan juga semakin banyak.
4. Aktifitas, karena orang yang giat melakukan aktifitas memerlukan lebih banyak energi
dari pada orang yang sedang santai.
5.
Lingkar
dada, semakin besar lingkar dada seseorang semakin banyak oksigen yang di
hirup.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2010. Sistem Respirasi pada Manusia. http://biologimediacentre.com/ sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/. [Diakses tanggal 11 April 2013].
Hadisumarto,
Suhargono, Tri Murtiati, Christiani. 1986. Biologi
II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muchtaromah,
bayyinatul. 2010. Respirasi pada Manusia.
http://blog.uin-malang.ac.id/bayyinatul/sistem-respirasi-pada-manusia-bagian-1/. [Diakses tanggal 11 April 2013].
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Departemen
Pendidikan Nasional.
Waluyo, J.,
Wahyuni, D., Asyiah, I. N. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Universitas Jember.
Waluyo, joko. 2010.
Biologi Umum. Jember: Universitas
Jember.
Lampiran
Probandus kelompok 1
=
=
= 19,72
Probandus kelompok 2
=
=
= 18,34
Probandus kelompok 3
=
=
= 24,16
Probandus kelompok 4
=
=
= 19,72
Probandus kelompok 5
=
=
= 19,49
Probandus kelompok 6
=
=
= 16,12
0 komentar:
Post a Comment